Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2020

Damailah se-Damai Namamu

Aku, seorang gadis berusia 22 tahun yang pernah merawat seorang gadis kecil selama 3 tahun, harus benar-benar terpisah karena alasan ingin melanjutkan kuliah semasa masih 19 tahun. Saat itu gadis kecil itu masih kira-kira 3 tahun. Walaupun gadis kecil itu sudah tidak lagi dirawat olehku. Tapi kami masih sering bertemu. Kadang sekali seminggu, kadang sekali sebulan, kadang dua kali setahun. Yang penting ketika aku memang benar-benar memiliki waktu untuk berkunjung. Ataupun dia bersama ayah, ibu, dan adiknya yang datang ke tempat ku. Aku, yang tak ingin menyebut nama asli si gadis kecil ini, begitu dekat dengannya. Mengapa tidak? Ketika umur 1 bulan, dia sudah ada di rumah bersamaku. Setiap hari selalu bersama karna memang aku yang mengasuhnya setiap pulang sekolah. Jika kau bertanya tentang orang tuanya, maka jawabannya adalah ayahnya saat itu bekerja di Jakarta hingga akhirnya memutuskan untuk pindah ke kota ku sekarang, sementara ibunya adalah seorang ibu rumah tangga yang baik. Ibuny

Sisi Lain Hidup

16 Desember 2019 adalah hari pertama aku dipindahkerjakan ke tempat itu. Tempat untuk pertama kalinya aku ke sana setelah 4 tahun di kota ini. Terimakasih karna kau yang memulai berbicara denganku. Kesulitan yang paling sulit didapat seorang introvert dalam bekerja adalah bertemu dengan teman baru di wilayah baru. Dan aku tidak bisa mengatasinya sendiri. Untungnya kau ada, memulai perbincangan denganku, dengan berbagai pembahasan, seolah kau tau bahwa aku butuh pertolongan. Kau tau? Disaat seperti ini, hidup sebagai introvert itu menyakitkan. Karna, bukan aku yang tak ingin berbicara dengan orang di wilayah baru tempatku tinggal, tapi aku hanya tidak tau apa yang harusnya dibicarakan lagi selain, “halo… Namaku Ceria, department of GR, pindahan dari daerah sana.” Dan itu yang pastinya membuat aku dan pikiranku jadi awkward. Tapi kau datang dan memecahkan permasalahan itu.  Hari Sabtu di minggu yang sama kau harus pindah ke daerah lain. Sedih? Ya. Hanya kau temanku cerita. Karna kau haru

Rumahku (,) sedih

Rumah adalah tempat yang tak ingin kutinggal lama. Aku tak sanggup berpisah lama dari rumah beserta orang yang tinggal di dalamnya bersama-sama denganku. Segala hal yang ingin kurindu adalah situasi dalam rumah. Segala hal yang ini kuceritakan kelak kepada anak cucuku adalah juga situasi dalam rumahku ini. Rumah adalah tempat aku menyadari betapa ibuku begitu tegas dalam mendidik aku dan saudaraku. Dengan kata lain, aku mengenal saudara-saudaraku, ibuku dan ayahku di rumah yang kurindukan ini. Tempat bermain yang pertama kutemui ketika kecil dulu adalah juga rumahku. Rumahku adalah tempat di mana aku memulai angan dan cita-cita ku. Kuletakkan setiap harapan sejak kecil di setiap sudut rumah. Berharap kelak pulang dari perantauan tempat tujuan ku yang pertama adalah rumah itu. Kemudian bertemu ayah, ibu dan saudaraku. Berharap kelak ketika sudah dewasa dan memiliki keluarga cabang sederhana masih bisa berkumpul di dalam rumah sederhana namun penuh kenyamanan dan kedamaian itu. Merantau.